Banyak orang menyambut bulan Desember dengan riang gembira karena Natal segera tiba.
Natal merupakan salah satu hari raya umat Kristen. Dalam momen ini kita memperingati kelahiran Sang Juruselamat, Yesus Kristus.
Umat Kristen percaya peristiwa Natal membawa gembira dan damai sejahtera bagi dunia. Seluruh penjuru bahagia sambil menyanyikan lagu-lagu natal dengan sukacita.
Sayapun ingin benar-benar merasakan bahagia itu. Sayangnya, jarang bisa seperti itu. Mungkinkah akan bisa jika saya kembali kepada makna Natal yang sebenarnya?
Tradisi Natal – Makna Sebenarnya?
Menjelang Natal, biasanya mama sibuk membuat kue dan mencari baju baru. Menghias rumah dengan pernak-pernik Natal menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya. Semua dilakukan untuk menambah semaraknya perayaan Natal.
Saya senang dengan Natal. Tetapi setelahnya mama akan pusing dengan utang. Mama selalu cari pinjaman uang supaya bisa belanja untuk persiapan Natal.
Utangpun menumpuk akibat banyaknya pengeluaran menyambut Natal. Akhirnya mama sering marah kepada kami kalau mama lagi stres. Saya sempat bingung dan bertanya dalam hati, “apa sih makna Natal yang sebenarnya?”
Kesederhanaan Yesus Melalui Kelahiran-Nya
Saya menceritakan kebingungan saya ini kepada kakak rohani. Beliau mengatakan bahwa membeli baju Natal dan membuat makanan khusus Natal sulit untuk tidak kita ikuti.
Semuanya itu sudah menjadi tradisi. Kalau tidak, rasanya ada yang kurang dan bisa mengurangi bahagia Natal.
Tetapi, itu bukan makna Natal yang sebenarnya. Ada tiga Kisah Natal yang penuh kesederhanaan.
- Yesus hadir di dunia dalam keluarga yang sederhana
Yesus lahir di dalam keluarga Maria dan Yusuf di Nazaret. Dia lahir ditengah-tengah keluarga yang bekerja sebagai tukang kayu.
Injil Matius menulis, ”Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?” (Matius 13:55).
Masyarakat setempat mengenal Yesus berasal dari keluarga tukang kayu. Menjadi seorang pengrajin kayu bukanlah suatu pekerjaan bergengsi, bukan?
- Yesus lahir di sebuah kandang domba
Lukas menuliskan, “dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan” (Lukas 2:7).
Kristus lahir dalam sebuah kandang. Suatu tempat dimana ternak dipelihara. Tempat yang begitu hina. Tidak ada orang yang akan mau tinggal di tempat itu.
- Gembala adalah orang pertama yang tahu kelahiran-Nya
Gembala adalah orang sederhana. Bukan orang terpelajar. Juga tidak memiliki kedudukan tinggi dalam masyarakat.
Kita boleh membayangkan pakaian para gembala ini tidak terlalu bersih. Juga tidak wangi.
Gembala akan selalu berjaga dekat kawanan ternak. Namun, para gembala dipilih sebagai kaum yang pertama menerima kabar kelahiran Kristus.
Firman Allah mengatakan: ” Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan , di kota Daud” (Lukas 2:8-11).
Makna Natal Sebenarnya
Kelahiran Yesus jauh dari kemeriahan. Tidak ada kemewahan.
Tujuan kelahiran-Nya yang menjadi makna Natal. Yesus datang ke dunia sebagai wujud nyata besarnya kasih Allah kepada umat manusia.
Firman Tuhan mengatakan, ” Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan akan-Nya yang tunggal, supaya setiap orang percaya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).
Yesus rela turun ke dunia fana untuk menyelamatkan manusia dari hukuman Allah atas dosa. Bisa saja dari surga sana Ia menyelamatkan kita. Tetapi Dia memilih datang ke dunia.
Tuhan menjadi sama seperti manusia. Ia membuktikan kepada kita betapa Dia mengasihi kita.
Tujuan Kelahiran Yesus
Yesus tahu kelemahan kita. Dia merasakan kesederhanaan kita. Kelahiran-Nya di dunia ini untuk menyelamatkan, agar kita mempunyai kebahagiaan yang sejati.
Kebahagiaan yang akan terus ada di hati kita. Walaupun Natal dirayakan tanpa baju baru. Tanpa kue-kue natal. Dan juga tanpa ornamen-ornamen Natal menghiasi rumah kita.
Hal yang paling penting dalam perayaan Natal adalah kita mempersiapkan hati kita. Tidak ada yang salah jika kita mengikuti tradisi. Namun, lebih baik merayakan Natal dengan apa adanya daripada akan pusing dengan utang.
Pertanyaannya, apakah kita bahagia hanya karena bisa mengikuti tradisi Natal? Atau karena sudah merasakan kasih sayang-Nya yang begitu besar?
Yesus sudah memberikan nyawa-Nya untuk kita agar kita bisa bahagia. Apakah kita akan menerima kebahagiaan itu?
Ataukah akan terus mencari kebahagiaan di dunia ini? Mari, kembali ke makna Natal yang sebenarnya. Kita akan merasakan kebahagiaan yang sejati!
Hubungi kami jika kamu ingin mendalami makna Natal yang sebenarnya.